Langsung ke konten utama

Berpikirlah SERIBU KALI Untuk BERHUTANG!

Memiliki hutang berarti kita telah berjanji pada seseorang dan harus membayar janji itu. Kebutuhan yang semakin banyak membuat beberapa orang memilih jalan untuk berhutang guna menutup kebutuhannya. Sebenarnya tidak ada larangan untuk berhutang tapi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan.
Perkembangan zaman membuat banyak orang semakin konsumtif. Mereka menginginkan segala sesuatunya secara instan tanpa melewati sebuah proses yang seharusnya. Hal inilah yang terjadi pada orang yang lapar mata tapi tidak memiliki uang yang cukup untuk memenuhinya. Apabila lapar mata tersebut kambuh maka sebagian besar dari mereka akan memilih untuk meminjam uang. 
 Berpikirlah Seribu Kali Untuk Berhutang!
Fenomena ini sering terjadi pada anak muda yang menginginkan smartphone terbaru sehingga mereka meminjam uang terlebih dahulu karena tidak memiliki uang pada saat itu. Biasanya, pihak yang sering meminjami uang adalah keluarga, teman hingga rentenir dengan bunga tinggi. Hutang pada rentenir inilah yang akan membuat kehidupan kita semakin hancur. Allah telah memberikan ancaman berupa jaminan hutang adalah nelangsa.

Sebuah kisah dari Umar bin Khaththab akan memberikan teladan bagi kita umat muslim. Suatu ketika, putra Umar pulang dari menuntut ilmu sembari menghitung beberapa tambalan yang ada di baju jelek dan usangnya. Karena kasihan terhadap sang putra, Umar kemudian mengirimkan surat pada bendaharawan negara. Surat tersebut berisi bahwa beliau meminta pinjaman sejumlah 4 dirham dan untuk jaminannya adalah potongan gaji pada bulan depan.

Setelah itu, bendaharawan negara membalas surat Umar bahwa ia bertanya pada Umar, siapakah yang menjamin Umar bisa hidup sampai sebulan ke depan dan bagaimana jika ia mati sebelum membayar hutangnya. Mengetahui isi balasan itu, Umar pun tersungkur menangis. Kemudian, beliau berkata kepada sang putra untuk berangkat menuntut ilmu meskipun dengan baju yang usang dan jelek karena Umar tidak pernah tahu sampai kapan umurnya hidup di dunia ini.

Berdasarkan kisah ini, seharusnya kita bisa mengambil pelajaran bahwa meminjang uang atau berhutang tak semudah yang dibayangkan. Tanggung jawab besar akan kita panggul jika berhutang, bahkan berhutang membawa petaka. Terlebih kita tidak pernah tahu sampai kapan kita akan hidup sehingga tak ada yang bisa menjamin kita dapat membayar hutang sebelum mati. Sebuah hadits menjelaskan bahwa sebaik apapun seseorang dalam beribadah dan beramal jika ia mati dengan hutang yang belum terbayarkan maka hutang itulah yang menghalanginya masuk ke dalam surga.

Sebelum berhutang, kita harus benar-benar memastikan bahwa keperluan tersebut bukanlah keinginan melainkan kebutuhan yang harus terpenuhi. Selain itu, bersyukur akan menjadikan hidup kita menjadi lebih bahagia dan tidak banyak menuntut. Berterima kasihlah atas apa yang sudah kita miliki bukan terus mengeluh karena kita tidak memiliki ini dan itu.

Jangan sampai hanya karena hutang yang belum terbayarkan, terlebih jika suka berhutang tapi tak melunasinya menjadi penghalang bagi kita masuk ke dalam surga. Oleh karena itu, berusaha dengan bekerja keras dan berdoa maka Allah akan memberikan pertolongan bagi kita sehingga kita tidak perlu berhutang pada orang lain, bahkan bisa memberikan bantuan pada orang lain.

Sebagai seorang muslim, kita harus tahu benar bagaimana hukum Islam mengatur kehidupan umat manusia. Allah telah memberikan banyak rahmat dan nikmat kepada hamba-Nya sehingga sudah sepatutnya kita banyak bersyukur atas apa yang kita miliki karena belum tentu orang lain memiliki apa yang kita miliki saat ini. Karena itulah berpikirlah seribu kali untuk berhutang.

CAR,HOME DESIGN,HEALTH, LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Tahu!!! Inilah Pahala Bagi Orang Yang Di Hina dan Di Caci di Dalam Islam

Pahala Bagi Orang yang Dihina dan Dicaci Menghina orang adalah sebuah perbuatan tercela, dan Allah tidak menyukai hal tersebut. Karena biasanya, orang yang suka menghina dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang bersikap sombong. Selain itu, menghina adalah perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang menyakiti orang lain, terlebih adalah orang yang menyakiti seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Mencaci orang Islam (Muslim) adalah perbuatan fasiq dan membu*nuhnya adalah perbuatan kufur." [HR. Muslim] Namun sekarang ini banyak orang yang saling menghina satu sama lain, padahal hal tersebut adalah perbuatan d0sa. Dan d0sa besar tengah menantinya untuk membawanya ke neraka. Sebaiknya, orang yang mendapat hinaan atau cacian sebaiknya tidak melakukan balasan mencela orang yang menghina dirinya itu. Karena, saat ada orang yang menghina kita justru kita akan mendapatkan pahala. Untuk itu, kita tidak boleh bersedih apabila ada s...

Inilah HADIST yang Lebih BERHARGA dari Sepenuh Bumi Berisi EMAS

Setiap amalan yang kita lakukan, pastinya akan mendapatkan balasan dari Allah, baik itu di dunia atau di akhirat kelak. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus berhati-hati dalam berperilaku karena akan dimintai pertanggungjawabannya atas semua itu.  Kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang hakiki karena pada suatu saat nanti akan terjadi kiamat dimana segala yang ada di jagad raya ini akan hancur dan setiap makhluk akan mati.   Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di akhirat dan Allah telah menyediakan dua tempat, yakni surga dan neraka. Setiap orang pasti tidak ingin masuk neraka dan menginginkan n 1 kmat di surga. Namun, untuk mendapatkannya, membutuhkan usaha yang harus dilakukan. Syarat pokok seseorang untuk masuk surga adalah amalan yang berkualitas dan berkuantitas. Hanya Allah yang mengetahui dimana kita akan masuk. Terlebih, bagi orang yang jarang melakukan amalan, maka ia hanya memiliki kesempatan kecil untuk masuk surga yang penuh dengan ken1kmatan itu. K...

Wajib Baca!!! Hikmah di Balik Keguguran dan Kem4tian Anak Dalam Islam

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Al Anfal: 27) Sahabat pernah mengalami kehilangan anak? Baik keguguran maupun anak meninggal dunia sebelum usia baligh? Tak perlu bersedih hati, sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam pun pernah mengalami kehilangan buah hatinya. Rasulullah dikaruniai tujuh orang anak, enam hasil pernikahan dengan Khadijah binti Khuwailid. Mereka ialah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum. Semua anak lelaki Rasulullah SAW meninggal sewaktu kecil. Bisa dibayangkan betapa luar biasanya Rasulullah menghadapi takdir dari Allah tersebut? Ketika Rasulullah dianugerahi keturunan dari istrinya yang lain, yakni Maria Al Qibthiyah, anak lelaki tersebut diberi nama Ibrahim. Namun usia Ibrahim pun tidak lama, ia wafat pada tahun 10 H saat berusia 17 atau 18 bulan. Rasulullah sangat bersedih dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hat...