Langsung ke konten utama

SUBHANALLAH!!! Untuk Anda yang Sering Melakukannya. Berikut HUKUM CATOK RAMBUT Dalam Islam.

Perkembangan teknologi membuat segalanya bisa dilakukan dengan alat canggih, termasuk meluruskan rambut dengan bonding. Hal ini lebih sering dilakukan oleh perempuan daripada laki-laki. Setiap perempuan memiliki bentuk dan struktur rambut yang berbeda-beda, ada yang kriting, gelombang, atau memang dari sananya sudah lurus.

Hukum catok rambut dalam Islam perlu diketahui, terutama oleh anak muda yang sering melakukan tindakan ini. Biasanya, mereka yang melakukan catok tidak pede dengan tampilan rambut mereka, yang mungkin keriting atau kribo. Tapi, ada juga yang beralasan ingin mempercantik diri karena menurutnya wanita cantik adalah mereka yang berambut lurus.
 Hukum Catok Rambut Dalam Islam



Perbedaan ini membuat selera tatanan rambut juga berbeda-beda. Seperti halnya, manusia biasa yang tak pernah puas atas apa yang ia miliki. Perempuan yang memiliki rambut lurus ingin jika rambutnya bergelombang atau bahkan kriting. Berbeda dengan orang yang memiliki rambut kriting, mereka ingin rambutnya bisa lurus. Namun, bagaimana hukum Islam memandang rambut yang diribonding ini? Inilah jawaban hukum meluruskan rambut dalam Islam.



Sebuah dalil menjelaskan bahwa seorang istri dipeerkenankan berhias diri namun terdapat syarat yang harus dipenuhi, yakni hanya suami lah yang diperbolehkan melihatnya serta tidak melanggar ajaran Islam. Merebonding rambut berarti mengubahnya. Hal ini berarti mengubah unsur dari ciptaan Allah. Yang menjadikan meluruskan rambut dilarang adalah tujuan mereka meluruskan rambut hanya karena ketidakpuasan terhadap anugerah yang diberikan Allah kepadanya. Bahkan hal ini dapat dikatakan sebagai seruan syaitan karena mereka terjerumus dalam ketidakpuasan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.



Dalam firman Allah dijelaskan bahwa Setan akan selalu mendorong manusia agar ia mengubah apa yang telah diberikan oleh Allah, yakni dengan mengubah ciptaan-Nya. Selain itu, sebuah hadits menjelaskan jika ada seseorang yang memuaskan dirinya dengan mengubah dirinya seperti orang yang memakai dua pakaian palsu.



Selain, alasan mengubah ciptaan Allah, terdapat alasan lain yang mendasarinya. Biasanya, rebonding akan memberikan hasil yang maksimal jika selama beberapa hari tidak boleh keramas. Lalu bagaimana jika kita sedang berwudhu yang mengharuskan membasahi rambut? Tentunya, wudhu akan menjadi tidak sempurna dan pada akhirnya juga akan mengganggu shalat lima waktu yang tidak syah.



Allah selalu melarang umat-Nya untuk berperilaku hal-hal yang banyak madharatnya. Begitu juga dengan rebonding. Berdasarkan pembahasan di atas, rebonding memiliki madharat, baik dunia maupun agama. Dampa buruk terhadap dunia ialah, merebonding rambut secara tidak langsung akan membuat rambut mudah rusak dan mengalami kerontokan. Sedangkan, dampaknya terhadap agama ialah dikhawatirkan akan mengubah ciptaan Allah dimana merupakan suatu hal yang dilarang dalam Islam.



Meskipun beberapa ulama memilki pendapat yang berbeda, namun sebagai manusia yang memiliki akal kita seharusnya bisa menimbang, hal-hal mana yang perlu kita lakukan dan mana yang tidak perlu kita lakukan. Mengapa kita menggunakan uang hanya untuk suatu hal yang memberikan dampak negatif pada kita. Bukankah menyumbangkan uang pada orang yang tidak mampu akan jauh lebih baik.



Sesungguhnya, Allah telah menciptakan umat-Nya sebaik-baik mungkin. Oleh karena itu, bersyukurlah atas apa yang diberikan oleh Allah pada kita. Karena belum tentu apa yang kita miliki, juga dimiliki oleh orang lain. Mengubah diri menjadi lebih baik akan lebih bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat.


CAR,HOME DESIGN,HEALTH, LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Tahu!!! Inilah Pahala Bagi Orang Yang Di Hina dan Di Caci di Dalam Islam

Pahala Bagi Orang yang Dihina dan Dicaci Menghina orang adalah sebuah perbuatan tercela, dan Allah tidak menyukai hal tersebut. Karena biasanya, orang yang suka menghina dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang bersikap sombong. Selain itu, menghina adalah perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang menyakiti orang lain, terlebih adalah orang yang menyakiti seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Mencaci orang Islam (Muslim) adalah perbuatan fasiq dan membu*nuhnya adalah perbuatan kufur." [HR. Muslim] Namun sekarang ini banyak orang yang saling menghina satu sama lain, padahal hal tersebut adalah perbuatan d0sa. Dan d0sa besar tengah menantinya untuk membawanya ke neraka. Sebaiknya, orang yang mendapat hinaan atau cacian sebaiknya tidak melakukan balasan mencela orang yang menghina dirinya itu. Karena, saat ada orang yang menghina kita justru kita akan mendapatkan pahala. Untuk itu, kita tidak boleh bersedih apabila ada s...

Inilah HADIST yang Lebih BERHARGA dari Sepenuh Bumi Berisi EMAS

Setiap amalan yang kita lakukan, pastinya akan mendapatkan balasan dari Allah, baik itu di dunia atau di akhirat kelak. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus berhati-hati dalam berperilaku karena akan dimintai pertanggungjawabannya atas semua itu.  Kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang hakiki karena pada suatu saat nanti akan terjadi kiamat dimana segala yang ada di jagad raya ini akan hancur dan setiap makhluk akan mati.   Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di akhirat dan Allah telah menyediakan dua tempat, yakni surga dan neraka. Setiap orang pasti tidak ingin masuk neraka dan menginginkan n 1 kmat di surga. Namun, untuk mendapatkannya, membutuhkan usaha yang harus dilakukan. Syarat pokok seseorang untuk masuk surga adalah amalan yang berkualitas dan berkuantitas. Hanya Allah yang mengetahui dimana kita akan masuk. Terlebih, bagi orang yang jarang melakukan amalan, maka ia hanya memiliki kesempatan kecil untuk masuk surga yang penuh dengan ken1kmatan itu. K...

Wajib Baca!!! Hikmah di Balik Keguguran dan Kem4tian Anak Dalam Islam

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Al Anfal: 27) Sahabat pernah mengalami kehilangan anak? Baik keguguran maupun anak meninggal dunia sebelum usia baligh? Tak perlu bersedih hati, sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam pun pernah mengalami kehilangan buah hatinya. Rasulullah dikaruniai tujuh orang anak, enam hasil pernikahan dengan Khadijah binti Khuwailid. Mereka ialah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum. Semua anak lelaki Rasulullah SAW meninggal sewaktu kecil. Bisa dibayangkan betapa luar biasanya Rasulullah menghadapi takdir dari Allah tersebut? Ketika Rasulullah dianugerahi keturunan dari istrinya yang lain, yakni Maria Al Qibthiyah, anak lelaki tersebut diberi nama Ibrahim. Namun usia Ibrahim pun tidak lama, ia wafat pada tahun 10 H saat berusia 17 atau 18 bulan. Rasulullah sangat bersedih dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hat...