Langsung ke konten utama

Pengertian Dan Keutamaan Shalat Jamaah Di Islam

Pengertian Shalat Jamaah sendiri ialah Mengerjakan Shalat baik Shalat Wajib maupun Shalat lainnya yang dilakukan secara bersama – sama yang terdiri dari beberapa orang – orang Muslim baik perempuan maupun laki – laki yang sekurang – kurangnya atau minimal terdiri dari 2 (Dua) orang dan maksimal tidak terbatas. Shalat secara berjamaah ini juga sering dikenal dg sebutan Shalat Makmum kemudian untuk mengerjakan Shalat Berjamaah ini bisa dilakukan di manapun seperti di Masjid, Rumah, Tanah Lapang dll.
Untuk Hukum Shalat Jamaah bagi kaum Laki – Laki maupun perempuan ialah Sunah dan Shalat memang lebih baik dilakukan dg Berjamaah dari pada sendiri – sendiri, hal ini seperti Sabda Nabi Muhammad Saw yg membahas tentang Keutamaan Shalat Berjamaah seperti, ” Shalat Berjamaah itu lebih baik dan utama daripada shalat sendirian dg 27 derajat. ” dan ” Manusia yg paling besar pahalanya dlm shalat ialah yg paling jauh perjalanya, lalu yg selajutnya. Dan seseorang yg menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yg melakukan sendirian lalu tidur (HR. Muslim) ”.
Melihat sabda Nabi Muhammad Saw tentang Keutamaan Shalat Jamaah diatas maka kita menjadi tahu bahwa Shalat Berjamaah memang sangat penting sehingga mulai dari sekarang kita diharuskan untuk melakukan Shalat secara Berjamaah walaupun itu hanya sunah karena Manfaat Shalat Jamaah dan Pahala Shalat Jamaah akan lebih besar daripada kita mengerjakan shalat secara sendirian.
cara mengerjakan shalat jamaah
Cara Mengerjakan Shalat Jamaah
Cara mengerjakan Shalat Berjamaah yg benar dan baik adalah imam berdiri di depan dan makmum berdiri di belakangnya dan makmum harus mengikuti perbuatan imam dan tidak boleh mendahului gerakan – gerakan Shalat imam. Adapun untuk Shalat yang disunahkan berjamaah ialah, ” Shalat Fardhu 5 (lima) waktu, Shalat Dua Hari Raya, Shalat Tarawih atau Witir di Bulan Ramadhan, Shalat minta Hujan, Shalat Gerhana Matahari dan Bulan serta yang terakhir Shalat Jenazah.
Syarat Shalat Berjamaah mempunyai 7 (Tujuh Macam) yang antara lain, ” Menyengaja (Niat) mengikuti imam, Mengetahui segala yg dikerjakan imam, Jangan terkemuka tempat dari imam, Jangan mendahului imam dlm Takbir dan jangan mendahului atau melambatkan diri dua rukun, Jarak antara imam dan makmum atau antara makmum dan baris makmum yg terakhir tidak lebih dari 300 Hasta.
Shalat makmum harus bersesuaikan dg shalat imam misalnya sama – sama dzuhur, ashar, jama dan sebagainya, Jangan ada dinding yg menghangi antara imam dg makmum kecuali bagi perempuan di masjid, hendaknya dibatasi dg dinding kain, asal ada sebagian atau salah seorang mengetahui gerakan imam atau makmum sehingga bisa di ikuti oleh makmum perempuan.
Jamaah Yang Terlambat Datang (Jamaah Masbuq)
Untuk seorang muslim yg datang ke Masjid dan terlambat untuk mengerjakan Shalat Berjamaah sedangkan Imam Shalat sd Ruku dan terus mengikutinya maka sempurnalah Rakaat itu baginya meskipun ia tidak sempat membaca Surat Al Fatihah. Sedangkan jika dia mengikuti imam yg sudah Ruku maka dia harus mengulangi Rakaat itu nanti karena Raka’at ini tidak sempurna dan tidak termasuk hitungan baginya.
Namun jika Makmum yg mengikuti imam Tasyahud akhir dari salah satu shalat, maka Tasyahud yg dikerjakan oleh dia tidak termasuk ke bilangan baginya dan dia harus menyempurnakan shalatnya, sebagaimana biasa sesudah imam memberikan salam Shalat.

Sumber : Rukunislam.com


CAR,HOME DESIGN,HEALTH, LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Tahu!!! Inilah Pahala Bagi Orang Yang Di Hina dan Di Caci di Dalam Islam

Pahala Bagi Orang yang Dihina dan Dicaci Menghina orang adalah sebuah perbuatan tercela, dan Allah tidak menyukai hal tersebut. Karena biasanya, orang yang suka menghina dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang bersikap sombong. Selain itu, menghina adalah perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang menyakiti orang lain, terlebih adalah orang yang menyakiti seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Mencaci orang Islam (Muslim) adalah perbuatan fasiq dan membu*nuhnya adalah perbuatan kufur." [HR. Muslim] Namun sekarang ini banyak orang yang saling menghina satu sama lain, padahal hal tersebut adalah perbuatan d0sa. Dan d0sa besar tengah menantinya untuk membawanya ke neraka. Sebaiknya, orang yang mendapat hinaan atau cacian sebaiknya tidak melakukan balasan mencela orang yang menghina dirinya itu. Karena, saat ada orang yang menghina kita justru kita akan mendapatkan pahala. Untuk itu, kita tidak boleh bersedih apabila ada s...

Inilah HADIST yang Lebih BERHARGA dari Sepenuh Bumi Berisi EMAS

Setiap amalan yang kita lakukan, pastinya akan mendapatkan balasan dari Allah, baik itu di dunia atau di akhirat kelak. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus berhati-hati dalam berperilaku karena akan dimintai pertanggungjawabannya atas semua itu.  Kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang hakiki karena pada suatu saat nanti akan terjadi kiamat dimana segala yang ada di jagad raya ini akan hancur dan setiap makhluk akan mati.   Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di akhirat dan Allah telah menyediakan dua tempat, yakni surga dan neraka. Setiap orang pasti tidak ingin masuk neraka dan menginginkan n 1 kmat di surga. Namun, untuk mendapatkannya, membutuhkan usaha yang harus dilakukan. Syarat pokok seseorang untuk masuk surga adalah amalan yang berkualitas dan berkuantitas. Hanya Allah yang mengetahui dimana kita akan masuk. Terlebih, bagi orang yang jarang melakukan amalan, maka ia hanya memiliki kesempatan kecil untuk masuk surga yang penuh dengan ken1kmatan itu. K...

Wajib Baca!!! Hikmah di Balik Keguguran dan Kem4tian Anak Dalam Islam

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Al Anfal: 27) Sahabat pernah mengalami kehilangan anak? Baik keguguran maupun anak meninggal dunia sebelum usia baligh? Tak perlu bersedih hati, sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam pun pernah mengalami kehilangan buah hatinya. Rasulullah dikaruniai tujuh orang anak, enam hasil pernikahan dengan Khadijah binti Khuwailid. Mereka ialah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum. Semua anak lelaki Rasulullah SAW meninggal sewaktu kecil. Bisa dibayangkan betapa luar biasanya Rasulullah menghadapi takdir dari Allah tersebut? Ketika Rasulullah dianugerahi keturunan dari istrinya yang lain, yakni Maria Al Qibthiyah, anak lelaki tersebut diberi nama Ibrahim. Namun usia Ibrahim pun tidak lama, ia wafat pada tahun 10 H saat berusia 17 atau 18 bulan. Rasulullah sangat bersedih dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hat...